Mentari akan terus berganti.
Waktu juga gak akan berhenti.
Tapi kenapa aku harus terhenti disini?
Sedang mereka bisa beranjak pergi !
Aku tak pernah bisa mengabaikan masa lalu.
Aku ingin jauh pergi ke depan..
Mungkin kaki bisa berlari.
Namun hati tetap disini, di masa lalu ini..
Mereka yg dulu bersamaku menjauh.
Seakan tiada pernah terjadi kebersamaan itu.
Mencoba dan selalu berusaha menjaga persahabatan ini.
Tapi semua hanya jerih payah yg tak terbalaskan..
Pernah gak berfikir jika kau dilupakan, diabaikan, atau bahkan tak dianggap?
Seperti angin berlalu tanpa jejak !
Ada gak terlintas sebuah petuah yg menyatakan, dari masa lalu kau menjadi baru..
Kau tinggalkan masa itu.
Kau lupakan mereka yg dulu menghiasi harimu, termasuk aku.
Kini kau punya masa yg baru..
Dimana aku tak bisa hadir dan masuk dimasa itu..
Aku ingin pergi dengan masa baruku.
Aku ingin seperti kalian yg menikmati masa itu.
Tapi aku gak pernah bisa pungkiri.
Kalian yg selalu kuharapkan datang menghampiri..
Ternyata enggan untuk berbicara bersamaku lagi..
Ingin kuputar waktu. Aku pasti fokus untuk diriku..
Tapi tiada pernah ku fikirkan itu.
Karena sangat kuimpikan kebersamaan yg dulu.
Mungkin salah bagiku memaksa inginku..
Tapi cobalah sekali menghampiriku..
Kita sama2 bercerita hal baru..
Dan menjadikan semuanya tetap utuh :)
Sabtu, 09 November 2013
Masih tetap "Aku"
Kau bisa temukan temanmu
Kau bisa cari senangmu
Aku bisa temukan temanku
Aku bisa cari senangku
Dunia berputar, lelah dibawah aku mencoba ke atas
Malam juga tak selamanya gelap
Mentari terbit aku mencoba bangun
Dan kemarin tinggal untuk dikenang
Aku hidup dalam masa lalu
Mencari pelajaran dari tiap yg berlalu
Tapi masa depan juga menunggu
Kau tak berhak hentikan itu..
Ribuan kata ku rangkai
Ratusan kalimat ku susun
Menuturkan tiap rasa yg terjadi
Ketika semua tak bisa kukatakan..
Dan ini yg bisa ku terjemahkan
Ketika kau dan kau tak bisa mengerti
Apa maksud yg ingin kuungkapkan
Dan hanya disini aku berani berbagi..
Catatan yg mungkin tak kalian baca
Goresan yg mungkin tak penting diketahui
Namun ini akan menjadi tanda
Tersirat keinginanku untuk kembali lagi..
Dan aku masih tetap menjadi aku..
Kau bisa cari senangmu
Aku bisa temukan temanku
Aku bisa cari senangku
Dunia berputar, lelah dibawah aku mencoba ke atas
Malam juga tak selamanya gelap
Mentari terbit aku mencoba bangun
Dan kemarin tinggal untuk dikenang
Aku hidup dalam masa lalu
Mencari pelajaran dari tiap yg berlalu
Tapi masa depan juga menunggu
Kau tak berhak hentikan itu..
Ribuan kata ku rangkai
Ratusan kalimat ku susun
Menuturkan tiap rasa yg terjadi
Ketika semua tak bisa kukatakan..
Dan ini yg bisa ku terjemahkan
Ketika kau dan kau tak bisa mengerti
Apa maksud yg ingin kuungkapkan
Dan hanya disini aku berani berbagi..
Catatan yg mungkin tak kalian baca
Goresan yg mungkin tak penting diketahui
Namun ini akan menjadi tanda
Tersirat keinginanku untuk kembali lagi..
Dan aku masih tetap menjadi aku..
Senin, 07 Oktober 2013
Ketiga Lilin angka 19 ditahun ini
Lilin
ketiga angka 19 yg kudapat di tahun ini. Diumurku yg ke 19 tahun sudah ku
hidup.Banyak yg kualami terjadi di kehidupanku.Namun tak banyak yg
kumengerti akan kisah ini. Dan tak banyak yg mampu ku atasi hanya dengan
sekedar tawa.
Lilin pertama
angka 19 kuterima dari mereka yg baru ku kenal. Malam
hari ketika aku lelah pulang dari reatreat, aku minta tolong rani buat belikan
susu, karena aku benar2 pengen minum yg hangat. Tiba2 kawanku tri datang
menghampiri. Dia mengira aku sakit dan dia membawakanku nasi beserta susu
coklat yg panas. Mungkin rani yg memberitahunya. Tiba2 Mereka datang, yaa..
teman-teman kostku bersama rani. Mereka datang beramai-ramai menghampiri
kamarku dengan membawa bolu kecil dan lilin menyala diatasnya sambil bernyanyi
“selamat ulang tahun”. (22 september 2013, tepat hari ultahku)
Lilin kedua angka 19 kudapat dari mereka
dikelompok baruku. “Agave Magistra
Small Group”. Setelah siap melaksanakan kelompok kecil, sharing dengan mereka
dan mempelajari topik mengenai Hidup Baru, tiba2 kak sarah, pembimbing KK kami
pergi ke belakang tanpa permisi apa2. Semua yg sibuk bercerita, sementara aku
juga sibuk dalam percakapan dengan mereka, tiba2 jhonel bernyanya “selamat
ulang tahun”, aku menoleh ke belakang dan ternyata kak sarah sedang membawa
kotak yg berisi bolu dengan angka 19 juga yg menyala diatasnya. Kembali mereka
memberi ucapan itu. (26 september 2013, lewat 4 hari setelah ultahku).
Lilin
ketiga angka 19 kutiup dengan mereka teman lamaku. Hanya ada aku, Enjel dan
Dicky. Kami memang sudah janjian untuk ngumpul karena dicky sms kalau dia mau
ke batam, seperti biasa jika ada kawan yg mau pergi harus ada acara ngumpul2nya
sebelum dia pergi. Enjel menjemputku dan kami menghampiri dicky di lampu merah,
kuliat dia membawa sebuah kotak bolu dan dia bilang itu untuk ngerayain hari
jadinya sama Enjel, ya aku gak percaya lah. Kami ambil tempat Tst dekat medica,
depat tanah lapang. Setelah dibuka itu kotak ada tulisan “Happy Birhday Ira”,
aku spontan senyum dan tertawa dengan itu, njel suruh buat kata sambutan dan
dicky bilang “Cuma bertiganya kita, kalau td rame gpp”, aku disuruh make a wish
dan tiup lilin, foto2, enjel ngasih kado dari mereka berdua.(27 september 2013). Antara senang dan kecewa. Yaa.. kami Cuma bertiga, dari begitu banyak
teman yg selalu ada buat ngumpul, tapi ternyata gak ada saat waktu ultahku
tiba. Mungkin andi dan melki yg selalu hadir kali ini gak bisa ada karena
mereka sudah pergi ke Jakarta, indah di Jambi dan hesti di asrama. Tapi kemana
itokku master, kakakku iin,juju, yohana, silvi, jahtra, fiqi, wira, meeq,
cynthia? Kemana semuanya? Bahkan ucapan kalian gak berarti apa-apa, karena
ucapan hanya menandakan kalian gak mampu meluangkan waktu bareng sebentar saja
untukku ! Ini bukan salah siapa2, waktu yg membuat ini dan waktu juga yg tau
apa maksud dari semua ini.
Ini juga yg membuatku mengabaikan
tanggal 22 september, karena yg ku inginkan di hari itu gak pernah dapat
terwujutkan, yaitu berkumpul, tertawa dan bercanda dengan kalian semua sahabat-sahabatku. Gak salahkan aku
mengabaikan tanggal itu? Mungkin lebay bagi kalian, tapi bagiku kebersamaan
dengan sahabat sangat kujunjung tinggi dan berpengaruh di hidupku ketika aku
gak mendapatkan itu di rumah..
Cukup
senang dengan ketiga lilin angka 19 di tanganku, lilin ini akan selalu ku
simpan bersama mereka yg mengingat aku ^.^
Minggu, 22 September 2013
Ketika kata Happy Birthday gak berarti apa-apa
Sebuah tanggal dibulan ini
Tanggal yg tak pernah mau ku jalani
Waktu yg tak pernah mau ku miliki
Adalah saat mereka member kata “happy”
Ucapan
selamat atas sebuah birthday
Bagiku
hanyalah sebuah kata sapaan
Tak
ada yg salah ditanggal ini
Semua
biasa saja dan inilah kenyataan
Selalu berniat hadir untuk waktu mereka
Menciptakan tawa ditiap gurauan bersama mereka
Melukiskan kenangan yg tak akan pernah hilang
Dan menjadi seseorang yg selalu dikenang
Namun
satu yg tak pernah terfikirkan
Mereka
gak ada saat waktu jadi ku tiba
Sahabat-sahabat
yg selalu meluangkan waktunya
Kini
pergi untuk sebuah masa depan
Salah jika aku mengabaikan tanggal di bulan ini?
Waktu yg seharusnya menggoreskan kebahagiaan
Ternyata menjadi sebuah waktu yg terabaikan
Bahkan kata “Happy Birthday” gak berarti apa2 lagi
Mengganti jenuh dengan
tawa, mengganti benci dengan kasih
Sahabat yg sempurna gak
selalu bersama
Ketika ku tau waktu
bukan hanya untukku
Ketika itu juga aku
harus mampu terbiasa dengan suasana baru
Walau aku gak bisa bercerita tentang hari ini
Gagal merasakan waktu jadiku bersama mereka
Gak mampu protes ataupun berkata-kata lagi
Dan akhirnya memilih diam
“1!24_Tu!2nip”
Selasa, 10 September 2013
Nyampek enggak, Pulang iaa :D Kejadian di akhir agustus 2013
“Woy !
Aku, wira, dicky, bintang, master mau ke Berastagi hari selasa. Udah jelas x ini. Kau mau ikut?”
Sms berisi ajakan yg dikirim andi ke kami (minggu 25 agustus 2013).
“selasa? Aku pulang ngampus jam tengah 1, jumat napa..”
Buru-buru aku cari nama Njel di kontak dan ku kirim sma berisikan:
“lek, ada sms andi?”
“ada lek, aku gak bisa hari selasa”
“sama lek, udah kubilang jumat adja”
“kalaupun jumat naik apa lek? Gadak kendaraan kita”
Tiba-tiba, “dreeettt..dreeettt..” belum sempat membalas, bunyi getar hp menandakan sebuah sms masuk. Dan itu dari andi “kalau jumat bisa kalian?” smsnya untuk mencari waktu yg tepat. “bisa, tapi gadak kendaraan kami. Kendaraan kalian lah pinjam untuk kami pakai”. Yaa, itu balasan ku untuk konfirmasi dan menunggu kejelasannya..
“gampang, bisa diatur. Tunggu aja tanggal mainnya” wessss... sangat meyakinkan nih :D
Ira Turnip Chan : jadi kalian besok ke brastagi lek?
Melki van hite : jadi lek.. ^^
Ira Turnip Chan : yah, kecewa penonton..
Melki van hite : jumat gk bisa kami bro.. andi mw ke brastagi sma org gerejanya. .
sabtu klen bsa?
Ira Turnip Chan : njel jg gak bsa jumat. SABTU aku dan njel pasti bisa. gadak dibilang andi ke kau?
Melki Van Hite : ada sich.. tpi kreta pun kurang lek.. cuma aku, dicky, master yg bwak..,
Ira Turnip Chan : yg ikut siapa adja?
Melki van hite : aku, andi, master, wira, dicky. .
Ira Turnip Chan : intinya udah jelas.
Melki van hite : blom tw jugak..
Ira Turnip Chan : jelas kalau kami memang gak di ijinkan ikut.
Melki van hite : diijinkan llho. -_- . mkanya mw kuatur dlu, syangnya hpku dibawa adek ku pulak ke sibolga sana..,
Ira Turnip Chan : Udah semangat x kami 2 lek, kecewa x kalau gak jd ikut -.-
Melki van hite : nangis kw lek?
Ira Turnip Chan : enggak lek, ketawak -.-
-jumat 30 agustus 2013-
“lekk, jadi besok ke berastaginya?” –sms gak dibalas-
Yaa, sms andi dan master, satu pun gak dibalas tahee.
Malamnya nunggu info, siaga hp disamping bantal. Aku rebahan dikamar, yg kupikirkan hanyalah gimana jadinya besok. “Akkkhh sudahlah tak mungkin jadi itu, mau kendaraan siapa dikorbankan :D andai aku punya mobil” ngomong sendiri dan jawab sendiri dalam hati. Hening, bengong, pening, semua-semualah..
*eehhh, terkejut dengan getar hp disamping bantal yg dekat dengan telingaku.
“sorry x yaa baru balas sms kam, aku tadi ke berastagi
sama orang gereja ku. Kita jadi besok ke berastaginya tapi nantik jangan bilang
ke berastagi ya, bilang adja ke namukur”
Hahaa..
emang siapa yg nanyak nantik? *pikirku*
“kata melki kurang kendaraan” balasan untuknya karena
udah gak yakin bakalan jadi.
“bentar kutanya mobil master”
“ok”
Sms
masuk dari njel “lek, jadi rupanya kita ke berastaginya”
“haha, iaa lekk. Tapi masih bingung masalah kendaraan.
Kita tunggu info adja lah”
“okk lekk, nantik kalau jadi bawakkan bontotku ya lek,
gak ada uangku lek, biar gak jajan aku” tiba2 njel nyuruh bawak bontot :D
#krismon
“gampang lek, eehhh tapi kenapa aku doank yg bawak,
kenapa gak sama2 kita bawak? -.-“
“hahaha, gak sempat aku masak lek. Sesekalinya :D”
“okoke siipp”
Belum
ada kejelasan masalah kendaraan tadi, berarti masih diambang-ambang. Agak2
kutunggu lah, tapi ternyata mata ini udah ngantuk dan “Sssssttttttt” aku
ketiduran :D-00.30 terbangun-
*hp mana hp* sambil meraba-raba tempat tidur
4 pesan masuk, cepat2 ku buka. 2 diantaranya adalah sms andi “nip, telpon dulu bentar” sms sebelumnya. Dan sms diatasnya “gak jadi besok, gak ada kendaraan. Kurang satu kereta”.
Kannnnn, apa kubilang, udah gak enak perasaan L baiklah terima kenyataan ini. Wkwkw..
“gak jadi kita pergi lek” pagi-pagi terbangun sms si
njel, berharap sms andi semalam Cuma mimpi :D
“haha, iaa lekk gak rejeki kita”
“iaa lek, padahal pengen kali”
Berhubung
gak jadi, nyuci kainlah aku tahee :D, hp tadi letak di kamar mandi juga.
Setengah pakaian siap, dan hp tadi bunyi, sms sebiji masuk dari Njel hulu : “lekkk, jadi beneran kita ini gak jadi
ke berastaginya?”
“haha, gatau lekk.. sms andi min aku lagi nyuci” balas
sms dengan busa-busa rinso di tangan.
“gak ada satu kereta tadi? Kalau ada biar langsung gerak
kita ke berastagi” *eeeehhhh, si andi sms, panjang umur.
“baru mau di sms udah datang smsnya lek, panjang umur
dia, gadak kereta kam lek? Sms njel juga masuk dan saat itu pakaian sudah siap
di jemur :D
“kereta tanteku ada lek, tapi belum ku bilang, gimana?”
“yodah cobak adja lek”.
-Sms tante-
“tan, aku
boleh pinjam kereta tante? Aku mau ke perpustakaan daerah binjai, ada tugasku.
Hari senin dikumpul. Kalau boleh biar ku ambil tan” *delivered message
Tunggu
lima menit, gak juga di balas. Mandangi hp siapa tau keselip-keselip dikit
pesannya.. saat itu njel juga sedang konfirmasi dengan andi untuk ngambil ini
kereta. Lama gak ada balasan, ngandelin pulsa dua ribu perak, cari nama kontak,
telpon tante. “tan, gimana bisanya?”
dikit membujuk :D nada suara merendah biar sedikit yakin. “bisa, ambil lah
kesini biar dijemput kau disimpang” bakkkhh, tante yg baik, bener2 mengerti
keponakan :D “ok sippp, aku datang tan”. Suara dinetralkan *tutup panggilan.
“Yeeesssss ! kita CAW :D *loncat2 sendiri*“kereta dikasih lek, gimana ngambilnya? Bisa kam ikut?” buru2 aku sms njel buat ikut aku untuk ngambil kereta.
“naek apa kita lek, ntar ku sms andi adja biar dijemput”
“gak bisa, harus cewek, biar dikasih.. mananya! Kauu minn..”
“yauda gini adja, siap2 dulu kita semua, baru sama2 semua ngambil kereta kam”
“itu pun jadilah”
“ada acara mandi2 gak?”
“gak tau lekk, tanya andi lah. Gak s4 aku tanya tadi :D”
haha, yaa.. tiap jalan2 harus ada mandi-andinya samaku. Itu baru jalan-jalan namanya. Maklum, hantu air :D gak lama kemudian hp tadi getar.
haha, yaa.. tiap jalan2 harus ada mandi-andinya samaku. Itu baru jalan-jalan namanya. Maklum, hantu air :D gak lama kemudian hp tadi getar.
“kalau dah siap sms aku, biar ku jemput kam” pesan masuk
dari andi.
“gak bisa kam yg jemput, harus Njel, siap2 lah kalian
semua biar belakangan kita ambil kereta, rame2 kesana. Ada acara mandi2 gak?”
“ada, sidebuk2” wesssss, tambah semangat lah aku :D
“ada, sidebuk2” wesssss, tambah semangat lah aku :D
“ok, jemput aku kalau ku sms ya”
Nah, sms gak dibalas lagi. Ok dah clear masalah, masukkan
baju ganti dan peralatan lain kedalam tas :D gak peduli apa yg dibawak pokoknya
masukkan adja :D geret kunci tas dan cuuussss kita gerak :D *Hp mana hp*
“lekk, jemput aku di gereja saksi jahowa ya” *message
delivered tapi sms gak dibalas. Pakai sepatu pink, jaket liris2 biru dan putih,
tas ransel, aku melangkah dengan cepat kek iklan2 itu, seribu langkah anlene :D
pandangan terus kedepan, hingga sampai di saksi jahowa dan gak ada siapa2,
berhubung gak ada si andi, lanjut terus jalan ke simpang, sesekali melihat ke
belakang dan ternyata gak ada juga. Sampai simpang, timbullah hasrat ingin naik
angkot, berharap bisa lebih cepat sampai ke tanah merah. Uak angkot udah
nawarkan, tinggal naik adja, Tapi ternyata feeling berkata lain, “tunggu bentar
Nip” yaa, kata hati kecil itu bicara. “enggak wak” kataku, siangkot pun pergi
dengan cepatnya. Kemudian aku langkahkan kakiku ke jalan yg kulalui tadi,
kira2 tiga langkah, aku langsung melihat ke belakang. Dan dari kejauhan aku
melihat dua orang dengan dua kereta yg wajahnya tidak asing lagi bagiku, satu
mengenakan baju hitam lengan panjang dengan kereta biru dan satu lagi kaos
kuning motif batik dengan kereta FU hitam. Yaa.. itu andi dan melki :D untung
aku gak naik angkot, mereka melihatku juga dan menghampiriku dengan keretanya..
“lama x kalian lek”
“iaa, ni baru jemput kereta master ini”
Nahh,
gak perlu lama-lama lagi langsung aja aku naik ke kereta yg dikendarain melki
setelah mereka bertukaran kereta. Saat itu posisi di simpang sabara, tepatnya
di gg masuk yg ada di samping brimob, tak lagi bicara lama, melki dan andi
menyalakan stater dan gas kereta siap untuk berangkat(siiuuhhhh) :D Kami pergi
jemput njel ke rumahnya yg berada di kebun lada, tau dunk yaa? :D “iaa, ni baru jemput kereta master ini”
“master mana lek?” tanya ku sama melki yg sambil mengendarai keretanya.
“ngantar saudaranya dulu dia lek”
“ooo ikutnya dia?”
“ikutlah” jawaban singkat yg cukup, cukup membingungkan :D
“oo,, tau kau apa alasanku buat ngambil kereta lek?” kataku sembari berbagi kebohongan.
“apa lek?”
“ke perpustakaan daerah lek, mau nyari tugas” :D
“hahha.. kau tau apa alasan kami lek?” tanya melki berbalik.
“apa?”
“ke kandang dicky lek” :D
Bakkkhh, ngek ngokkk.. parah x alasannya bakh :P gak ada yg betol alasan kepergian kami ini L
Sebentar diperjalanan, nyampeklah ditempat Njel,
“udah kalian sms njel?” tanyaku pada melki yg masih
memegang erat kedua setang keretanya, saat itu aku yg dibonceng dibelakangnya
melki masih was2, kali kali andi berniat berhenti tepat didepan rumahnya njel.
“gatau lek, tanya lah andi” jawabnya dengan singkat tanpa pikir-pikir lagi.“bakh jangan pulak pas masuk kita ke rumahnya lek, gak dikasih pulak nantik njel, udah pun pakaian kalian gini, gak yakin nantik ortunya kalau kita mau pergi”
“wkwk, iaa yaa.”
Sampai lah di simpang rumah njel dan saat itu tinggal lah
sejengkal lagi sampai ke rumahnya, disitu ada titi, yaa, titi yg harus dilewati
sebelum mendapatkan rumahnya.dan saat itu andi dengan keretanya sudah berhenti
di titi itu, secepatnya aku yg dibantu melki memberi aba2 sama andi untuk
tidak masuk ke gg nya njel sebelum njel memberi konfirmasi. Megetahui kode dari
kami, andi berhenti dan memutar balik keretanya keseberang, tepatnya dibawah
pohon rindang, pas didepan gerbang rumah milik seorang penduduk situ yg pas pula
didepan studio juju, dimana aku dan melki sudah duluan mendarat disitu. Lama
kami rasa menunggu kemudian aku menelpon njel, kulihat seorang ibu2 dan aku
tahu bahwa itu tetangga nya njel, ia yg sedang berdiri dengan keretanya
ternyata juga melihat gerak-gerik kami, mungkin dia curiga kalau kami akan
menculik njel atauuuu, akhh tau akhh, siapa yg bisa baca pikiran orang.. ya
kan?
Haha.. tiba-tiba njel keluar dengan kemeja birunya dan
jeans coklatnya.. eeiittsss tunggu dulu, ada yg aneh. Yaa, ada handuk dikepalanya
yg menandakan bahwa dia baru siap mandi :D #ketauan dehh..
“lekk, bentar yaa” sambil melambaikan tangannya ke arah
kami dia langsung menghilang ke dalam rumah..
“iiaa, cepatlah” jawabku dengan pelan karena dia juga
udah lari kedalam..
“lama x pun, mandi aja lama x, ntah apa yg digosok’ii”
wayyooo kata siapa tuh? Haha.. siapa lagi kalau bukan andi :D somplak, bisa2
nya melawak si laekk..
“gosokk tiiiiiiiittttttttttttttt” sambung melki yg sama2
errornya :D tawa pun terjadi menghilangkan kebosanan kami yg lumayan lama
menunggu si njel yg WAW ini :D
Ok kita singkat adja ya :D kami segera ke tanah merah
buat ambil keretanya. Setelah kereta ditangan kami dengan satu alasan ampuh
untuk dijadikan sebagai peluluh hati si tante yaitu “perpustakaan daerah” :D #berdosanya
aku tahee L fine gpp,
sesekali.. haha.. kami langsung tancap gas ke rumah andi dan sesampai dekat
rumahnya aku melihat melki yg memegang piring, langsung saja ku panggail “woy!”
masih dalam keadaan mengendarain kereta bersama njel yg sedang ku bonceng
dibelakang dan ternyata bagaimana saudara-saudara? #engingeenggg...
mereka mau makan, yaa makan 2 potong ayam dipiring kaca yg berwarna colat cola2
(tau dunk yaa? Piring untuk partamiangan itu :D) jadi agak2 diusir secara halus
lah kami :D
“kalian udah makan?” tanya melki dengan sebuah piring kaca yg berisi dua potong
ayam tadi ditangannya.“belum lek” jawabku
“haa, mending makan adja lah dulu kalian ke rumah” #trikbasiiii
“eee lapet, gak mungkin kami kerumah lagi”
“bukannya ngusir, tapi makan adja lah dulu kalian di serba 6000 sana :D perjalan kita jauh ini” katanya lagi meyakinkan, taulah kami maksud si lae ini #pikirku, karena memang mereka juga belum siap2, dan juga kami lapar dan belum makan.. maklum yg gak ada duit ,jadi cari yg gratis lah kami, cuusss kami akhirnya memilih rumah juju sebagai korbannya :D sekalian ada urusan. -dianggap selesai lah ya-
“kerumah melki kalian”
Sms andi, berupa tanda dari dia bahwasannya mereka udah
siap. Dengan membaca sms itu, aku dan njel gerak ke rumah melki dan “keluar
lek” sms ku menandakan kalau kami udah nyampek didepan gerbang.
Dengan celana jeans panjang tanpa baju andi keluar dari
rumahnya melki, tapi wajahnya menandakan ada sesuatu yg kurang enak dipandang
dan pasti ada kaitannya dengan rencana kami ini.
“ayok lah” ajakku yg memberhentikan kereta tepat
disamping luar gerbang rumah melki.
“bentar” katanya, disertai melki yg menyusul datang dari
belakang andi..
“nunggu apa lagi?”
“master gak jelas, gak jadi ikut dia, aku gak enaknya
sama wira”
“kenapa?” tanyaku penasaran disertai rasa kesal, yaa.. si
master memang sering x gak jelas.
Kami pun ambil posisi yg adem, dan pinggir-pinggir paret
ternyata cocok dibuat untuk ngadem sambil membicarakan kendaraan yg kurang satu
dan orang yg kurang satu. Wkwk :D. Paret nya gak ada air broo, gak nguap dan
gak ada yg kuning2 mengambang, jadi makan rujak pun gak masalah dipinggir paret
:D PAS pulak kami beli rujak smanpat tadii, jadi lengkap lah pembicaraan yg tak
jelas ini. Wkwkwkw...
Mendengar pernyataan master yg gak ikut tadi, aku telpon
dia biar tau kejelasannya. Tapi gak diangkat-angkatnya. Sumpah, benar2 parah.
Mereka mengusulkan jaja, yaa ini kawan kami juga, Sejahtera Surbakti. Nyari
nama jahtra dikontak hp ku dan “tuttttt...” bunyi yg terdengar menandakan
telpon nyambung ke nomor jaja. Setelah bunyi tuuuttt hilang yg menandakan
telpon diterima alias diangkat..
“lek, kau dimana?” aku langsung adja nyosor tanpa
kata hallo lagi.
“medan lek” jawabnya sedikit besar dan ribut, mungkin
karena disana juga sedang ramai orang.
“dah siap wisuda kakakmu? Ikut napa kam ke berastagi lek
, kami kurang kendaraan”
“udah lek, gak bisa aku loh.. ajak master lah, dicki. Ada
acara lagi di kampungku nantik” hah, jawaban yg cukup jelas #dia gak
bisa.
“okok lek” *tutup panggilan*
“wira tadi gimana mel?” aku nanya melki yg berdiri satu
meter disampingku, dengan celana bolanya yg ponggol dan tanpa baju juga.
“katanya gak ada kereta, dibawa adiknya ke sekolah”
“akh, masak jam segini masih disekolah”
“yauda telpon lah dulu” sambung andi yg sedang jongkok
dipinggiran paret gang tersebut. Dengan njel yg sedang asyik dengan rujaknya..
Baiklah, agak2 ditelpon, semoga sanggup ni pulsa :D
–nyambung dan diangkat-
“wir, ini ira. kau dimana?”
“dirumah ini”
“ada keretamu?”
“gak ada”
“bakh, masak gak ada udah jam segini, kami udah ngumpul
semua di tempat melki ini”
“yauda tunggu bentar”
“okk” –panggilan dimatikan-
Lama duduk di gang kecil rumah melki, wira pun datang dengan
keretanya. Baju kemeja otak-kotak memakai helm dengan celana jeans hitamnya.
“ajak satu orang lagi lah biar gak ganjil”
“siapa mau diajak? Kenapa rupanya kalau ganjil?”
tanyaku membalas suruhan andi.
“kalau ganjil payah nantik, kalau ada apa2, yg ganjil
tadi yg kenapa2. Bahaya” sambung melki dengan dikit tawanya.. mendengar
itu mata kami langsung tertuju pada WIRA. Wewwww :D karena memang dia yg
sendiri dan gak ada boncengan.
“ntah siapa kek cew nya ajak” lagi2 andi nyuruh nyarik
satu orang untuk ikut dengan kami.
Ok, aku telpon dora dan gak diangkat, kemudian kirim
pesan. “dor , ayok ke medan jalan2, kalau bisa biar kami jemput”
“ini siapa? Gak akh aku capek karena yg semalam, lagian
mau jalan2 kemana”
Nahhh,
ini dia. Pernyataan yg jelas2 gak bisa, baiklah kami 5 pun gerak ke berastagi.
Aku dengan melki dibonceng dengan kereta FU nya, andi dan njel dengan kereta
tanteku dan wira dengan kereta spacy nya :D Kami isi bensin sampai full dan CAW ! kita gerak ke brastagi. Sepanjang perjalanan kami saling menunggu, kalau ada yg gak nampak, kami liat kebelakang dan kurangi gas. Biar menghindari ketertinggalan antar anggota (essssehhh) hahahay..
Dan dibonceng sama melki itu WAW x rasanya, hampir hilang
mukak ku setengah. Udah ketinggalan pun sebagian. Kalau saja wajah ini bisa
berbicara, mungkin dia akan mengatakan “simpan aku di tas, aku takut” okk, ini
sedikit lebayyy :D tapi kali ini aku seriuss, sesekali kuliat ke depan, semua
seperti mau di tabrak samanya, dan dia hampir saja menabrak uak becak yg berada
di depan kami, sumpehh jantungan x. Memang bisa dihindari, tapi ya gitu.. kita
masih punya jantung broo L cintai
ususmu, minum yakult tiap harii #LOH salah, ini gak nyambung :D
Belum
lagi ketika aku liat meterannya itu kereta. Ternyata apa saudara? Lari 93 ke
atass, SOMPLAK ! apa gak kek kurus x kurasa, macem mau terbamg adja dari tadii.
Bukan itu aja, dia yg merasa ahli sering kali nyelip2 diantara mobil atau pun
becakk, iyaa lohhh. Masak jalan tikus pun masih bisa didapatnya.. gak ngeri
kalian rasa? Tiba lah di lampu merah. Andi dan njel didepan kami, wira
dibelakang kami. Jadi kami berada 3 bersap di pinggir kanan. sebelum belok ke
kanan kami berhenti dilampu merah itu dan saat itu aku sempatkan ngomong sama
melki.
“lekk, kau pelan2 napa bawaknya !” dengan mukak yg dikit
memelas biar dikasihani. Dia membuka kaca helmnya dan menoleh kebelakang.
“kenapa lek, takut kau?” katanya dengan dikit tawa.
“iaa lekk, hampir nabrak pun tadi, masak kau selipkan
lagi” L
“kalau masih bisa dapat, yaa bisa lek”
“dapat apanya, itu kecil x tadi jaraknya !”
“udah biasa aku, emang gitu aku bawak kereta. Itu makanya
kau diam aja dari tadi?”
“iaa lahh, kau pun ntah apa” jawabku sedikit kesal
bercampur takut.
Gimana mau ribut dan berbicara, duduk tenang dan gak
tercampak adja udah syukur x kurasa, mau dikomen apalagi, bicara pun gak sempat
dengan kecepatan tinggi yg dibuatnya. Bisa2 bibir ku pun tinggal dibelakang
karena terbawak angin. -.-“ Huuffftttt.. (bicara dalam hati).
Lama menunggu akhirnya lampu hijau muncul dan kami belok
ke kanan, tiga kereta tadi harus tetap bisa kelihatan, biar gak ada yg
ketinggalan ataupun kehilangan jejak. Berhubung andi yg tau jalan, dia lah yg
memimpin. Setengah perjalan setelah kami belok, wira ngasih kode bahwasannya
keretanya perlu bensin dan kami pun mencari galon. Tiba di galon, aku dan njel
ke toilet. Sedang mereka 3 menunggu diluar sambil bensin tadi terisi. Setelah
siap, mereka mendatangi kami, dan saat mau pergi. “gimana nip? Mau lagi, masih
berani?” si melki nyarik gara2 ternyata, ada kemungkinan dia akan lebih parah
dari yg tadi. OMG L lindungi
kami.. (doa-doa yg tak resmi) :D karena waktu mau pergi kami gak ada berdoa dan
alasannya juga dilandaskan dengan kebohongan. #ampun ya auuoohhh -.-“
“janganlah kencang2 x lek, apalagi nyelip-nyelip” kataku
sedikit merendah dengan pasang mukak yg penuh ketakutan sekalian penasaran :D
#bakkhhh
Kami
pun kembali menyiapkan kereta dan cuussss, kami berangkat. Posisi masih sama
dan tetap berdekatan. Tapi kali ini melki mencoba memimpin saudara2, ia mulai
tancap gas dan aku yg diboncengan Cuma bisa siap siaga, barang kali ada apa2.
Wkwkw.. aku pun melihat kebelakang, dan ternyata aku gak melihat orang andi dan
wira, *eehh tunggu, itu mereka. Mungkin lagi beli obat si njel di apotikk..“tunggu2 lek, orang tu berhenti. Mungkin ke apotik beli obat si njel”
Melki pun memberhentikan kereta dan ia mencagakkan keretanya kemudian turun, ia mencoba menggoyangkan pinggangnya ke kiri dan ke kanan, karena ia merasa lelah. Gimana enggak, dari binjai Cuma duduk adja di kereta. Pinggang pasti demon donk. Haha. Aku yg duduk dikereta tadi kemudian ikut turun sekalian menunggu. Agak2 digerakkan lah kaki ini..
Kemudian seseorang dari kereta yg lewat dijalan melambaikan tangannya sambil teriak “lek!”, ia di bonceng oleh seorang pria dengan jaket warna merah. YA ! itu si NJEL yg memanggil :D dan andi yg masih terus mengendarain keretanya, disusul dengan wira yg berada dibelakang mereka. Melihat itu aku dan melki bersiap, segera aku naik ke kereta dan menyusul mereka..
-tiba
dikawasan berastagi-
“lama
lagi ini lek?”
“enggak
akh, liat tu yaa.. 40 KM lagi” kata
melki menunjukkan suatu batu petunjuk arah.
“bakh,
jauh lah itu bro, kukiranya 4 KM lagi”
jawabku yg sedikit protes. Kemudian aku lihat ke belakang dan “pelan lah lek,
gak kuliat lagi mereka” sambil terus melihat kebelakang dan memang saat itu aku
melihat orang andi dan wira yg tertinggal jauh.
“jumpa
di green hill adja bilang ma orang tu, sms andi atau njel” kata melki yg masih
tetap dengan gas ditangan kanannya.
“jangan
cepat2 lah lek, ngain cepat2?”
“mau
*memperagakan orang merokok* aku” katanya lagi.. menandakan dia mau merokok.
“bakhh,
supaya apa merokok lekk, mau dimana kau beli?”
“apalah
sebiji nya, di depan green hill itu ada kede”
#diam *sambil mengambil hp dari kantong* dan aku
mengirim sms ke si njel memberitahu bahwa kami jumpa di green hill dengan
maksud supaya kami luan yg jalan. Dan saat itu benar2 ngeri x kurasa, gimana
enggakk. Tau kan pastinya jalan ke berastagi gimana? tanjakan2 yg WAW, tikungan
yg tajam dan mobil2 sinabung yg melaju dengan cepatnya. Seolah mereka adalah
pemilik jalan itu.. ditambah melki ternyata adalah seorang pembalap lapet2, gak
tanggung2 kecepatannya. Bahkan lebih parah lagi.. lari 95 ke atas, sumpah gatau
harus apa diboncengan, mau loncat takut masuk jurang, mau nyuruh pelankan tapi
dia lg serius, takutnya gak fokus trus nabrak. Pilihan lain adalah diam
diboncengan sambil badan dikuncupkan dan sesekali megang kepala yg dilapisi
helm, siapa tau copot pulak dari tempatnya. #matilahaku :D
“lama
x lek, jauh x ya green hill?” tanyaku penasaran karena dari tadi gak sampai2 tujuan.
“itu
dia, kok gak ada dari tadi kunampak bacaannya ya” sambil liat ke arah kiri.
“bakh,
taunya kau? Awas kesasar kita lekk”
“enggak2,
sebelah kiri dia” terangnya meyakinkan.
“gak
ada lg kunampak orang tu lek, pelan2 kau”
“ini
dia *nunjuk green hill* dah nyampek kita”
Kami pun berhenti di green hill,
tepatnya di bawah pohon bunga yg rindang sambil menunggu orang andi, wira dan
njel”
“gak
jadi kau beli rokok lek?” tanyaku sama dia yg baru turun dari kereta dan
merenggangkan otot2 pinggangnya, sementara aku masih duduk di atas keretanya yg
kemudian turun karena pantat ini serasa tak betulang lagi L melki tak menghiraukan
pertanyaanku, dia hanya melihat ke arah warung dan jalanan yg ramai. Beberapa
menit kami berada di green hill rupanya orang andi dan wira sudah terlihat.
Segera kami melambaikan tangan dan andi pun melihatnya. Kemudian andi memanggil
wira yg ternyata sudah didepannya, wira mendengarnya dan mereka pun menghampiri
kami.
“kek
mana, lanjut?” kata melki yg bertanya kepada andi.
“lanjutlah”
jawabnya,
“yaudah
ayoklah”
Kami kembali ke kereta dan aku kembali
ke tempat semula, duduk diboncengan melki. Njel naik di kereta seperti posisi
tadi dan wira tetap sendiri. Setelah jalan ternyata melki masih juga dengan
kebiasaannya, nyelip2 gak jelas. Bahkan setelah di klakson mobil pun ia tetap
melakukan hal yg sama dan tiap ia melakukan itu aku hanya bisa menguncupkan
badanku sambil memegang kepalaku. Oohhooo taheee.. udah rame, macet, gitu pulak
lagi. Lengkap sudah ketakutan di atas kereta ini. L Saat itu aku dan melki kembali
memimpin di depan.
“lek,
kita jangan cepat x, biar sama2 dengan mereka, jangan jauh x kek tadi”
Kalimat yg keluar dari mulutku, berharap
kalaupun terjadi apa2 ada yg melihat kami. Yaa, itu perasaan yg tiba2 lewat
sekejab di pikiranku. Dan semoga melki mengerti itu #pikirku
Memang kami gak jauh2 kali dari andi dan
wira, gak sejauh yg tadi tapi tetap bisa dibilang lumayan jauh. Aku dan melki
yg saat itu tenang di kereta, suara mobil juga gak ada terdengar, palingan
satu2 kereta yg jalan di sebelah kanan kami. Bahkan didepan kami juga gak ada
mobil. Serasa sepi..
Tapii,,,
“woy” kata salah seorang dari jendela
mobil pick up dan “CETTARRRKK” !
Apa yg terjadi mel, jawab mel ?
Aiiihh, Kami beserak woy, BESERAK !
mobil pick up itu menyerempet kereta melki hingga kami jatuh tercampak ke sisi kiri
jalan itu dan kereta melki jatuh terbanting di jalan.
Gak tau apa yg kurasakan, tapi saat itu
semua kurasa bergoyang dan aku telentang melihat biru langit. Aku bangun dan
mencoba untuk duduk, satu yg kucari cuma melki ! ya, melki melki melki, mana
dia? L masih dalam
posisi duduk aku melihat ke kiri dan tanggap langsung ke kanan, dan depan. Tapi
aku sama sekali gak melihatnya dimana pun. Aku coba pulas mataku, barangkali
penglihatan ini pudar dan kabur. Tapi ternyata hasilnya Nihil ! yaa, nihil.
Rasa khawatir dan takut itu makin menjadi (siiittttttt, ternyata bisa juga
khawatir akan nyawa orang lain :D #lebay)
Tapi serius, yg kutakutkan disini si melki
ikut terseret bersama mobil tadi kedepan. Oohooo tolonggg, gatau buat ekspresi
apa. (kek diberita2 itu loh) :D
Tapiii tungguu, ada yang beda kurasa
posisiku ini, serasa empuk seperti ada bantal dibawahku -.-“
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa! Melki dibawahku,
aku menimpanya.. :D #bakkkhhhtahee
Ok gak ada yg lucu (kecelakaan ini,
bukan lawak2 :D)
“melki !” teriak
ku yg melihat dia berbaring. Dengan luka dilututnya yg mengeluarkan darah,
telapak tangan kanannya juga terkelupas dan luka2 kecil dikakinya.
Aku langsung
bangun dan mencoba berdiri dan ternyata telapak tanganku juga luka,kedua lutut
memar dan siku yg lecet karena terseret tadi, tapi yg kualami tak separah melki.
Aku melihat wira dibelakang, ia juga melihat kami udah terjatuh, segera
keretanya ia cagak kan dan langsung berlari kearah kami. Wira menggeret kereta
melki sementara melki pergi berlari pincang ke sebuah tempat duduk kayu yg
lumayan panjang yg letaknya kira-kira 5 meter dari tempat kejadian. Aku yg
masih berdiri ditempat kejadian gak tau mau apa lagi, kulihat andi dan njel yg
semakin mendekati kami.
“kenapa?”
tanya andi yg berhenti tepat disamping kami
“melki
melki” kataku langsung sambil menunjuk kearah melki
Andi yg masih membonceng njel mendekati
melki yg berada ditempat duduk, aku pun ikut pergi kearah melki dan
kutinggalkan wira bersama kereta tadi. Sementara kami melihat melki, andi pergi
menghampiri wira dan membantunya menggeret kereta melki yg udah berantakan itu
ke arah kami yg berada di tempat duduk kayu itu.
“kok
bisa jatuh kalian?” tanya wira sama kami
“diserempet
pick up lek” jawabku
“kek
mana kejadiannya?” tanya andi memotong
“kami
gak tau ada mobil dibelakang, dia lewat gak ada mengklekson” terang melki
dengan lemasnya dan terlihat wajahnya yg berubah putih pucat seperti pakai
bedak dua cm tebalnya.
“makanya
pelan2, kau pulak kencang x bawak kereta tadi, aku liat si ira jadi ketawak
adja aku dari tadi, ia betol” jelas wira yg melihat aku memang selalu siaga
tiap x melki ngebut dan nyelip.
“tapi
ku akui ini bukan pas melki ngulah lek,
baik2 nya kami jalan, aku adja gatau ada mobil dibelakang, kosong kok tadi”
jelasku kepada mereka sesuai dengan kenyataan yg ada.
“ntah
pun dia sengaja nip, gegara liat kita heboh x tadi” sahut melki yg merasa sadar akan hal itu :D
“mungkin
lah lek :D emang tadi kau kenapa agak belok?” pertanyaan yg terlontar kepadanya
karena keingintahuanku hingga menyebabkan kejadian ini.
“mau
ngelakkan lobang aku, dia pun gadak ngasih klekson” jelasnya lagi sesuai
kejadian yg sebenarnya.
“jadi
mobilnya lari?” (pertanyaan wira atau andi #gatau)
“lari
lah dia, apalagi jalanan sepi tadi, gadak polisi pulak kan” melki yg dalam
keadaan lemah menjawab pertanyaan itu.
Mobil pick up
hitam yg masih jelas kuingat badan mobilnya mengenai lenganku. Sumpehh, seperti
pick up yg tiba2 lewat trus hilang gitu adja -.- suasana diam dan kami masih
terbengong dengan kejadian itu.
“minum
dulu kau lek” kata njel sambil menyodorkan tupperware orange nya ke arahku.
“gak
papa aku lek, melki lah itu” kataku menunjuk melki.
“minum
lek, nah” njel mengarahkan tempat tehnya kearah melki. Melki mengambil
tupperware dari tangan njel dan
meminumnya. Setelah seteguk diminumnya. Tiba2 melki melihat keatas, aku pun
bingung dengan hal itu. Masih dalam suasana sepi dan diam.
“we, gak bisa
liat aku, kabur semua. Putihhh” katanya sambil memaling2kan matanya kekiri dan
ke kanan. #Wadduhhh, mati kita. Cemana tu?
“serius lek? Gak
ada kau liat apa2” kataku penasaran diselingi dengan cemas, manatau kepalanya
kenak benturan yg dasyat (wiisss, ngeri itu mamen)
“gpp nya itu,
sebentar ajanya itu. Sementara” sahut andi dengan santainya, seolah dia udah
pernah mengalaminya.
“enggak ini
serius, gadak kunampak apa2, kabur” perkataan melki semakin membuat suasana
mencekam #widdihhhh..
“gpp, sebentar.
Kau pakek helm tadikan?”
*melki menunduk*
“tidurlah aku bentar yaa” katanya sambil membaringkan badannya ke bangku tadi
dan menjadikan tasku sebagai bantalnya.
Tiba2
“TARRRRKKK” bunyi apaan tu? Semua melihat kesamping.
“waduh, mobilnya
masuk paret lek” kataku sambil menunjuk kearah mobil itu. “diam2 ada hantunya
disini lek” wkwkw :D sebuah kebetulan atau gimana apapun itu whatever lah..
Saat itu wira yg berdiri didepanku
langsung melangkahkan kaki ke arah andi yg sedang memeriksa kondisi kereta.
“bisa hidup mesinnya? Cobak test”, andi pun menstater keretanya dan masih bisa
hidup. “bisa, tapi giginya lah ini” jawabnya sambil melihat kebawah, kearah
gigi kereta yg udah peot dan miring2.
“kek
gini ceritanya otomatis datang polisi nantik kesini” kata andi sambil menunjuk
kejadian yg sedang diramekan orang, yaa kejadian mobil yg nyungsep ke paret2
pinggiran. Kami pun ambil langkah cepat untuk meninggalkan tempat itu, “lek,
mana sendalmu” (ntah siapa yg bilang ini #lupa), aku melihat melki mengenakan
satu sendalnya dan satu lagi sendal swallow yg didapatnya pas di bawah tempat
duduk tadi, “disana tinggal” sambil mengarahkan ketempat kecelakaan tadi.
Melihat sepasang sendal yg berbeda itu, aku langsung dan pergi berlari ke TKP, kuliat gak ada bus ataupun
mobil yg lewat, langsung saja aku berbalik dan mencari sendal itu kemudian
menentengnya, dan kami pun pergi agak jauhan.
Okk tukar
posisi. Andi yg bawak kereta melki dan melki dibonceng wira karena luka itu gak
memungkinkan buat melki mengendarai kereta. Dan aku dibonceng njel dengan
kereta supra merah. Kami berhenti disebuah tempat pemberhentian puso, kami
mencagak kereta masing2. Saat itu melki duduk, njel dan aku juga mencari tempat
yg nyaman buat duduk. “ini sendalmu lekk” aku memberi sendal itu ke arah
kakinya melki. “ehh, kau ambil nip? Sempat2 nya yaa, aku gak itu lagi
kupikirkan :D Nyawa yg utama” kata melki
sembari memasang sendal tadi dikakinya.
Sementara andi
melihat kondisi kereta dan pergi mencari suatu benda(semacam linggis) , ia
mendapati benda itu dari pinjaman uak2 yg jga supir bus. Dengan itu dia memukul gigi kereta yg rusak
tadi dengan harapan bisa kembali seperti semula, tapi ternyata gak ada
perubahan.
Dengan
yakin ia membuka dan melepas mur2 yg berkaitan dengan besi itu dan
membagusinya. Sementara andi asyik dengan urusannya, aku membeli hansaplas
untuk menutupi luka2 kecil ini dan juga luka si melki, tapi ternyata lukanya
melki terlalu lebar dan banyak, gak cukup hanya hansaplas seharga gopek untuk
menutupinya. Apa daya kami tak ada tissue dan P3K, namanya juga gak kepikiran
bakalan seperti ini. Melki mencoba membersihkan luka2 nya dengan air dan
sesekali ia menjerit kesakitan karena air yg mengenai lukanya menciptakan rasa
nyeri yg cukup membuat otak diperas. Belum lagi setiap penumpang2 mobil yg
lewat melihat kami tak berkedip dan tujuan hanya kepada kami :D
“kok
rame x jalan ini ya. Hari apa ini?” tanyaku penasaran
“sabtu
lek, malam minggu” kata njel menyahuti pertanyaanku.
“iyaa
yaa, sabtu ini. Baru sadar” (antara melki dan wira ini yg bilang)
“udah
tau sabtu kenapa nekat ke berastagi? Parah :D” kataku dengan dikit palak
“udahlah
apa lagi, dah nyampek sini baru kau bilang” sahut wira lagi sambil membantu
andi membagusi kereta melki.
Hahahaha.. belum lg uak2 bilang “kenapa dek, beserak ya”
wkwkwkw #kenakk :D
Beberapa kali
andi membongkar gigi kereta itu, dibantu juga dengan wira, kami benar2 bosan
menunggunya, sementara orang2 yg berlewatan sudah naik keatas untuk melihat
penatapan, gundaling ataupun tempat indah yg lainnya. Bayangkan, hampir satu
jam setengah ditempat itu untuk membetulinya, cuaca semakin dingin dan mulai
gelap. Taulah ya, namanya juga berastagi. Dan rasanya gak mungkin lagi sempat
untuk kami mencapai ke atas, padahal semua perlengkapan udah ku bawak’i didalam
tas ini (ntah apalah itu :D). Apalagi melki bilang “setelah ini kita balik
turun adja, kapan2 ajalah keatas ya”. Yaa, kami Cuma diam disitu..
Setelah selesai “udah ndi gak usah
dicobak lagi, kita cari bengkel aja” kata melki untuk mempercepat waktu.
“makan
jagung bakar aja kita” tawar wira ke kami
“iaa
lek, mau lah”
Setelah selesai, andi keatas dengan
kereta melki, kami kira dia mau nyobak, ternyata dia memang sudah nunggu
diatas. Kami disuruhnya naik melalui sms yg dikirimnya, mendengar itu melki
langsung menyusulnya dengan spacy hijau punya wira (nah, mungkin dah baikan
ni). Akhirnya mereka berdua muncul.
“ngapain keatas
lek?” tanya njel
“aku dah nunggu
kalian tadi keatas, dikit laginya” jawab si andi sambil menjelaskan
“kata melki
jangan keatas, balik kita” sahutku setelah mendengar perkataan andi
“jadi pulang
kita ini?”
“iaa lah, udah
sore lagian. Kapan2 adjalah kesana” kata siapa tu?
Nampak kekecewaan di wajah andi,
bersamaan juga dengan njel dan aku yg saling tengok-tengok’an. Akhirnya kami
memutuskan untuk balik pulang dan melki dibonceng wira dengan spacy nya, andi
dengan kereta FU melki, dan gak ada pilihan lain aku dibonceng njel yg saat itu
aku tau bahwa kondisi njel lagi lemah dan takut karena itu tikungan cukup
mencekam ditambah lagi dengan laju sinabung yg kencang2.
Sepanjang kami meninggalkan tempat itu,
was-was masih menyelimutiku akibat kejadian tadi, dan wajah njel juga lumayan
pucat karena dia ragu mengendarai kereta itu. Posisi tetap sama, bersap. Jadi
aku dan njel di depan, andi di belakang kami, melki dan wira dibelakang andi.
Sengaja kami luan, biar bisa mereka memantau kami.
“lekk,
takut aku lekk L” kata2 yg
selalu keluar dari mulutnya njel ditambah dengan kerutan dikeningnya dan
getaran ditangannya, jelas kulihat dia tak seperti biasanya mengendarain kereta.
“sello
lekk, santai.. pelan2 adja kita yaa.. liat kedepan jangan kebelakang” kataku
mencoba menenangkannya sambil memeganh bahunya..
Tiba2 bus sinabung dari arah belakang
mendekati kami dan langsung mengambil bagian depan yg seharusnya kami lewati.
Melihat itu, njel terkejut dan spontan kereta lari dari jalur, alias melenceng
ke pinggiran. Aku juga sport jantung disitu, belum lagi njel yg teriak
“Lekkkk
! tengok itu lek, ngeri kali” katanya dengan lemas.
“pelan2 adja
kita lek, dari pinggir.fokus lek, jangan dekat kali” kataku lagi supaya dia
tetap fokus.
“mobilnya
yg dekat2 lekk !” ketakutan njel semakin menjadi ditandai dengan suaranya yg
besar disertai dengan kekesalannya terhadap sinabung lapet itu..
Setelah itu, kembali jalannan sudah
mulai netral dan gak ada lagi tikungan2 itu. Laparr, ya kami dua lapar.
“makan jagung yok lek, atau gak BPK” ajakan
njel yg baru saja lepas dari tikungan2 jalan itu.
“tau kau
tempatnya lek?”
“enggak lek,
tanya wira atau andi lah”
“dari tadi gadak
kuliat orang jual jagung lek” kataku sambil melihat kiri kanan, “yaudah
berhentilah dulu disini biar kita bilang” sambungku lagi smbil menyuruhnya
menepi. Kami menepi dekat sekolah santo tomas (kalau gak salah), melihat itu
mereka juga berhenti.
“lapar kami lek,
makan lah.. jauh lagi ini loh” kataku ngeles, meskipun masih bisa ditahan, tapi
njel juga lagi lapar.
“mau makan apa?”
kata andi
“tapi tadi kata
wira ada jagung bakar, dimana? Aku kembali bertanya sambil melihat kearah wira
“diatas lah itu,
mana ada dibawah ini” jawaban wira cukup membuat kami 2 mengerti bahwa jagung
buka pilihan yg tepat.
“yauda kita cari
makan, dimana yg ada bengkelnya yaa” sambung melki menjelaskan.
Kami pun melaju
kembali dan masih dalam posisi tadhi, melihat sbuah bengkel aku pun menyuruh
njel untuk pelankan lajunya. Sambil memberi aba2 ke si andi aku juga menepuk
bahu njel “itu bengkel lek, ada tempat makannya” kataku sama njel yg kemudian
memberhentikan kereta itu dan membelokkannya ke arah bengkel.
“makan kita lek?
Masih tahannya kam?” bisikku ke njel yg saat itu kami berlima berhenti di
bengkel dan andi, wira, melki menjelakan kondisi kereta itu.
“makan lah lek,
ada maag ku nantik kumat” #bakkkhhh
“yodah lek,
makan mana kita?, itu?” *menunjuk ke arah RM minang*
“BPK lah lek,
aku pengen.” Wewww, ternyata si laek pengen mkan panggang :D
Sambil lirik
kanan lirik kiri, ternyata ada BPK didekat bengkel itu.
“itu lek”
*kataku sambil menunjuk ke rumah gubuk yg letaknya disamping kiri bengkel itu.
“kalian gak
makan?” tanya njel ke orang andi, wira dan melki”
“enggak, kalian
lah makan. Kami masih tahannya, bentar aja nya ini”
“ya, mana enak
gitu, sama2 lah kita makan” #bujuk membujuk ni yeee :D
“yaudah luan
lah, nantik kami nyusul” kata melki dan wira sambil melihat ke arah gubuk itu.
Aku dan njel pergi ke gubuk itu, kami
letakkan kereta pas didepan gubuk dan langsung memesannya. Disusul dengan
mereka ber3 yg menuju ke arah kami untuk makan bersama. Tapi sebelumnya terjadi
percakapan diantara kami.
“udah
gini adja kita lek?” kata njel sambil mengambil tempat duduknya, “gak berkesan”
sambungnya lagi.
“kek
mana lah lek, emang kam mau ke atas? Biar kita bilang nantik” jelasku yg sama2
pengen ke atas.”
“ia
lek, si andi tadi pun kek nya pengen kali ke atas”
“iaa,
nampak kok tadi lek. Yodah nantik kita bilang yaa” jawabku yg berusaha untuk membujuk mereka agar naik ke
atas lagi.
Dan sampailah mereka bertiga dengan
keretanya, mereka menghampiri kami dua yg udah duduk. Andi masuk duluan dan
melki wira dibelakangnya
“lekk,
kereta melki tadi dah bagus?” tanyaku membuka pembicaraan
“udah,
dah bisa pun”
“udah
kek semula? Kalau naik ke atas bisa gak? Kami mau naek ke atas” #ngeles dikit
:D
“ayok
lah lekk” sambung njel
“ayok
ayok hahha” jawab andi.
Aku dan njel udah main mata dan senang
dengan jawaban andi, tapiiiiii...
“mau
kemana kalian” melki melanjutkan pembicaraan
“keatas
lek, ya?”
“keatas?
Jangan lah akh. Itu udah tanda kalau kita gak diijinin ke atas” jelasnya dengan
mengambil kenyataan yg ada
“mau
kemana?” sambung wira lagi
“keatas”
“akh
janganlah, pantang kalu kita kesana lagi, udah turun masak naik lagi. Pantang
balik lagi. Ntah pun disana makin parah nantik”
“tiga lawan dua
siapa menang lek?” kata njel selara menyindir mereka.
“tiga lek, tiga
suara” jelasku lagi
“gegara siapa
ini, makanya gak jadi.oalah, kita datang Cuma buat andi bertukang trus balik
lagi pulang, gak berkesan :D” nyindir melki karena kecelakaan yg kami alami itu
perjalanan jadi tertunda dan batal naik ke atas.
“kit kan gatau
bakalan kek gini, janji aku sama kalian keatas lagi kita nantik, tapi jangan
sekarang yaa, kapan2 lah. Bulan september aku pun yg gerakkan.
“alahhh, kek
betol adja” kataku karena gak yakin dengan omongannya.
“lek, si *nunjuk
melki* “banyak” *jari tangan kanan di bukak tutupnya* seperti isyarat yg
menandakan bahwa melki banyak cakapnya.
“enggak, serius
aku. Pegang cakapku yokk” melki lagi2 meyakinkan
“gini adja,
sukak kalian mau kemana. Tapi jangan ke atas lagi lah, kebawah adja kita”
perkataan wira mendukung melki.
“mana ada yg mau
ditengok kebawah” jelas andi lagi :D
Aku dan njel
Cuma terdiam, tengok-tengok’an dan
sembari menyiapkan posisi untuk makan karena BPK nya sudah datang :D kami pun
makan BPK nya sambil cerita dan tertawa2, sesekali wira membuat candaan,
disambung lagi dengan ulah melki dan andi yg mau balap makan. Karena lapar dan
capeknya, mereka tambah2 makannya.. setelah siap makan, kami poto2 dan melki
menyuruh salah seorang anak kecil untuk memoto kami ber5 dengan mangkok dan
piring2 yg berserak diatas meja.
Nahh, sekarang
waktunya pulang. Sekitar jam tengah tujuh kami gerak dari gubuk itu. Kali ini
ganti posisi. Berhubung njel masih takut mengendarain jadi terpaksa dia
dibonceng dan melki terpaksa mengendarain spacy wira sendirian dan kebetulan dy
gak terbiasa pakai supra. “kau dimana lek” tanya njel samaku. Aku yg agak2 ragu
dengan wira karena takut kejadian itu terulang, ditambah gak mungkin lagi
boncengan ma melki, takutnya oleng lagi. Terakhirnya “aku disini min” *nunjuk
andi*.
Siippp, kami
berangkat pulang dan melki kami suruh jalan duluan, sementara wira didepan dan
aku ma andi di belakang. Jalanan sepi dan serasa milik kami berlima, iyaa..
bahkan sama sekali gak main gas, Cuma turun-turunan doank. Gak ada suara lain
selain suara Njel yg sedang nyanyi dibonceng si wira. Karena kecelakaan itu
membuat pedal keretanya melki patah satu, terpaksa kaki kiriku begantung2 dari
berastagi sampai binjai. WAW ! gak ngeri kalian rasa? Beberapa x aku merosot
kedepan dan beberapa x aku lasak di kereta karena kurang nyamannya posisi itu
:D
Sesekali
kukasih aba2 ke andi supaya pelan2 waktu aku mulai merosot lagi :D jadi kan gak
oleng, mungkin ada 10x kurasa :D hampir dekat pamela mungkin, aku gatau dimana
pas nya, si andi udah bilang “huaahh, ngantokk aku nip” #wayyooo :D terlihat
memang dari helm yg dipakainya itu goyang2 yg menandakan ia sudah mulai
mengantuk.
“bakh jangan
ngantok kau, jatuh nantik kita” kataku membalas ucapannya (kurasa dia gak
dengar karena helm tadi).
Sampai di KM 17 andi nyuruh aku buat sms
njel bilang kalau mereka dimana dan kita udah di 17, jumpa di turiam adja
bilang. Okeh, send message dan delivered....
Ada balasan dari njel, ternyata mereka
udah di 16, masih mau ku balas, kami yg udah nyampek turiam ternyata wira dan
njel udah di sebelah kanan, mau nyebrang ke turiam dan melki udah dibelakang
kami. Berhentilah kami di turiam,
tepatnya dibawah pohon ceri dan 5 meter lagi ada rekl kereta api dan mesjid.
Kami kumpul disitu buat tukaran kereta dan itu sekitar jam tengah sembilan. Aku
turun dari kereta, serasa gempa dan oleng yg membuatku seperti orang mabok,
kami 5 melenggok2kan pinggang ini, serasa pantan pun udah gak ada lagi :D
“udah
gini adja?” kata andi “kek mimpi kurasa hari ini lah, bangun tidur, jalan ke
berastagi habis itu balik” sambungnya lagi. Aku dan njel yg mendengar itu tertawa
:D
“gegara
siapa lah ini?” lagi2 njel menyindir..
“wkwkwwk,
mimpi lek, mimpi :D” kataku dengan tangan di pinggang, yaa masih melemaskan
otot2 pinggang. Itupun mau ke TST lgi,
tapi melki melarang karena takut kemalaman pulang (maklum, kami 2 cewek disitu)
wkwkw..
Lama bicara2 kami mau pulang, tapi tiba2
jumpa ATIKA ! kawan selorong kami juga, yg gak kalah bocornya :D dia pun ngajak
ke rumahnya dan kami makan kue raya juga minum sirupp..
Cocok kalian rasa? (and, mel, njel, wir) Kalau ada
salah kata atau gak sesuai dengan sebenarnya, itu karena aku manusia biasa yg
bisa lupa akan semua percakapan sepanjang perjalan kita ke berastagi itu. 31
agustus 2013 kejadian yg gak akan ku lupakan. Pergi berlandaskan ijin
kebohongan, dibawak nyelip2 disempitnya jalan yg diapit dua mobil sekaligus dan
beserak menimpa kawan sendiri :D
APA
YG KALIAN RASAKAN?
Kalaupun ada kekecewaan, mungkin memang udah ini lah
skenario yg Tuhan kasih buat kita di hari sabtu itu. Dan aku rasa kecewa itu
tertutupi karena tiap candaan kita udah cukup menciptakan Kebahagian buat aku,
kau dan kita :D Semua karena sahabat, kita bisa karena kita percaya kita mampu.
Mampu untuk menerima setiap resiko yg terjadi di balik rencana kita.. Pengalaman
adalah guru yg terbaik, semoga pengalaman kita sabtu kemarin (31 agustus 2013)
mengajarkan kita buat menjadi pribadi yg lebih baik lagi ^.^
“1!24_Tu!2n1p”
(10 september 2013)
(10 september 2013)
Langganan:
Postingan (Atom)