Jumat, 08 Maret 2013

Apa ??

oleh Ra'Ra Turnip J'chan pada 6 Maret 2013 pukul 1:31 ·
 
Apa yg kau banggakan.
Harta melimpah dan status ?
Apa yg kau senangi.
Menjatuhkan dan menyakiti orang lain ?

Apa yg kau dapat.
Kebahagian yg luar biasa ?
Apa yg kau terima.
Setelah tertawa diatas perih orang lain ?

Puas kah ?
Atau sebatas untuk saat itu adja.
Penting kah ?
Menjadi sorotan banyak orang.

Bangga dengan makian ?
Senang dengan caci ?
Untuk itu hidupmu ?
Atau sebatas mengisi kekosongan.

Terlalu gampang kau mengatakan.
Tak bisa berfikir sebelum mengucap ?
Terlalu enjoy hidupmu
Sadar, kau menyia2 kannya.

Manusia tiada sempurna
Tapi memilih adalah hak dan kuasanya
Menjadi seorang yg menyenangkan
Atau menjadi seorang yg akan terus meyakiti !

Cerpen "care sahabat"

"Masuk kau, udah bel"
sms berisi ajakan yg tak dipedulikan.

*Sibuk nyiapin tugas* tiba2 tio datang dengan santainya.
"udah siap, ran ?!"
"belum, diluar aja kau"
"hehe, pinjam"
"cepatlah tulis" nyodorkan buku.
Tiba saatnya ngumpul dan Rani terpaksa telat karena catatan masih dipinjam.

"yg belum ngumpul siti, mei, iman, tio. Mana tugasnya ??"
_cuma diam_
"si Rani ini lagi satu, pemalas x !" bentak buk naida mengarahkan pandangan tajam ke rani.
"tapi buk, saya udah ngumpul . ."
"haha, punyamu gak diterima lagi, ran" kata iman dengan tawanya.

"plakkk !" rani mengambil catatannya dan melemparkannya ke dinding.

"kenapa, ran ?"
"ntah !"
pertanyaan aya dijawab dengan ketus.

"kau lagi kan, tio ?! Pakek otak kenapa sih, dia udah cepat2 ngerjain itu tugas" bentak aya kepada tio yg didepannya.
_tio cuma diam_

aya dan yona adalah sahabat Rani, mereka sering bareng. Ribut, ngulah, ketawa, marah. Udah semua di lewati . .
Melihat itu aya cuma bisa marah sama tio.

Seperti biasa ketiga sahabat ini sering pulang bareng, namun kali ini rani ikut main ke rumah yona. Setelah Buka sepatu dan melepas tas. Rani tergeletak di tempat tidur.

"udah napa, ran" tiba2 aya berdiri di hadapannya
"apanya ?!"
"udah simpati kau itu !"
"tio ?!"
"iya, coba abaikan"
"dia teman baikku"
"tapi gak gitu juga !" bentak aya dengan suara meninggi
"tapi aku cuma lakukan semampuku"
"dengan kejadian tadi belum juga jera ?!".
rani tak menjawab.

"kau terlalu peduli, ran" sambung yona yg baru datang ngambil minuman.
Rani duduk dan mengambil minum dari tangan yona. "udahlah, jangan dibahas"
"ish ada kurasa gilakmu yaa, kalau aku udah ku maki2 dia" kembali aya menasihati.
"itu makanya aku dan kamu berbeda, ya."
"bandal x kau dibilangin akh, aku yg liat kau kasian"
"udahlah, apalagi ?!" melihat aya hingga bertatapan. "kau tau aku, jadi maklumi gimana aku. Okey ?!" rani berkata dengan senyuman diwajahnya.

"gila kawanmu ini, yo. Udah digituin masih peduli, bodoh x dia !" penuh emosi berkata dengan yona.
"udahlah, kek mana buat, dia nya yg ngalami"

Aya memang sedikit judas jika melihat sahabatnya diperlakukan seperti tadi.

Keesokan hari, ujian bahasa inggris. Rani mempunyai kamus di hp nya.
"ran, ran".
Rani melihat kesamping . .
"ntar pinjam kamusmu ia" kata yona sambil main mata.
"okeh, siippp"

Belum lagi menyiapkan ujiannya, pada saat yg bersamaan yona dan tio meminjam kamus rani. Ini membuat rani bingung . .
"coba terjemahkan ini, ran" kata tio yg meminta tolong sama rani.
"ran, ran" panggil yona dengan gesa2.
"iaa bentar yo" sambil terus menerjemahkan punya tio, dia sesekali menjawab panggilan yona.

Tett . . Tettt . .
Bel panjang berbunyi.
"iaa, kumpulkan ya nak" suara sir EB menyuruh mengumpulkan ujian kelas.

"cetarrkkk"
Rani tersentak dengan suara itu, yona membanting buku paket nya. Terdengar deras di telinga rani.
Rani melihat yona di sampingnya yg agak jauh darinya, yona sedikit kecewa bercampur marah. 

Dengan sedikit perasaan yg gak enak, rani mencoba menyapa yona setelah kelas bubar. "yoo" sapa rani dengan nada merendah . .
Tanpa menghiraukan panggilan rani, yona bergegas keluar dan berjalan dengan cepatnya.

"lihat kan, ran !" tiba2 aya kembali menegur rani. "apalagi ini,ha ? Dia lebih dulu meminjamnya ran, bukan tio yg kau bilang teman baikmu itu ! Tapi kau malah mengutamakan dia"
"tapi ya, aku mengira bakalan sempat membantu keduanya" rani sedikit memberi penjelasan
"alah ! dengar ran, kau harus buka matamu. Ini gak adil buat kami sahabat2mu !".
Rani hanya menunduk dan suasana menjadi hening antara aya dan rani. "udahlah, kita kejar dia" kata aya dengan sedikit kesal . .

Rani dan aya mempercepat jalannya mengejar yona yg telah dahulu pergi karena ketidak adilan rani. Disepanjang perjalanan aya terus menasihati rani dan rani cuma bisa diam sambil mempercepat jalannya . .
Hingga mereka naik bus yg membawa mereka ke suatu bimbel tempat mereka mempersiapkan ilmu untuk ujian akhir mereka.
_tiba di tempat bimbel_
Rani melihat yona yg sedang berdiri. Lalu rani dan aya berpandangan. "tegur dia" aya membuka pembicaraan.
"takut aku " sedikit pucat
"ayo, dia bukan siluman, gak nya dimakannya kau" sambil mendorong rani ke depan yona . .

"yo, maaf" rani memulai pembicaraan dengan hati2.
Yona mendengar sapaan rani, "kenapa dia yg kau luankan, ran ? Jelas2 aku yg meminjamnya duluan. Tapi dia yg kau berikan, gimana lah ujianku itu ran ?! Masih beberapa ku isi " Yona menjawab dengan nada yg menyudutkan "aku tau dia teman baikmu, tapi kami sahabatmu, kau harus adil, ran . ."
sambung yona karena merasa diabaikan . .

"maaf yo, aku gak tau akan jadi gini"
"aku tau kau sayang sama dia, kau juga gak akan tegaan. Tapi buka mata mu ran, Buka ! Kemana dia waktu kau butuh ?
Dimana dia waktu kau panggil ?
Siapa yg datang ran ?! Dia ? Enggak kan ?!
KAMI yg datang ran, aku dan aya, bukan dia !" bentak yona dengan suara merendah tapi cukup menusuk hati rani . .

Mendengar hal itu, mata rani sedikit berkaca2, hingga setetes air hampir muncul di sudut matanya . .
"aku minta maaf, yo. Aku salah, tapi kau tau aku. Posisiku sangat sulit yo, aku udah berusaha untuk itu dan aku janji ini pasti hilang . ." rani menjelaskan dan meyakinkan yona . .
"ok, pegang cakapmu ran"
"pasti" rani tersenyum, sedikit kelegaan timbul hatinya.

Ketiga sahabat itu kembali bercengkrama dengan tawanya, hingga tanpa disadari bel tanda masuk les berbunyi telah berlalu 10 menit yg lalu.

***

Suatu sore saat les sekolah telah bubar, rani berniat ke rumah saudaranya yg cukup jauh dan membutuhkan kereta untuk kesana. Kalau saja hari tidak mau hujan, ia pasti memilih naik bus daripada harus merepotkan orang lain.
"bisa mintak tolong gak ?" rani menyapa tio dengan sedikit perasaan segan
"apa ??"
"anterin ke jalan cempaka, bisa ?"
"gak bisa, minta tolong ma mereka adja. Gak ada kendaraanku"
"minta tolong, pinjam kan kereta kawanmu, segan aku, ayolah. Kalau gak penting x dan mau hujan, bisa nya aku sendiri pergi"
"gak bisa loh, kawanmu suruh antar, rang tu kan ada kendaraan"
"tapi aku gak gitu akrab, masak tiba2 minta tolong ma mereka, mereka pun beda jauh arahnya. Jadi gak bisa ini ?"
"gak bisa"
"ok"
Mendengar jawaban yg gak bisa dari mulut tio, rani memakluminya. Dan saat itu giliran rani piket, ia pun menyapu kelas dengan cepat. Dengan harapan dapat sampai ditempat saudara dengan tidak kehujanan.

***
"tio, bisa anterin ke les, udah agak telat aku" tiba2 tria yg juga teman sekelas tio dan rani menyuruh tio mengantarkannya.
"bentar ya, tri" tio menjawab rani dan keluar dari kelas.
Setelah selang beberapa menit, tio datang dan memanggil tria dari jendela. Ternyata dia meminjam kereta temannya.
"ayo, tri. Cepat" tio berteriak dari sudut kaca nako.
"bentar ya, tio"
secepatnya tria yg juga piket bersama rani saat itu menyiapkan pekerjaannya.

Melihat itu rani hanya bisa diam, sedikit kekecewaan yg diterimanya saat permintaan dia diabaikan sedangkan tria langsung di Ia kan oleh tio.

Tapi apa yg bisa dilakukan rani, marah pun dia gak bisa.
Begitulah keadaan hati rani, tak pernah bisa mengabaikan, tapi mencoba selalu bersabar. Gerimis datang dan mengguyur seluruh atap sekolah, membasahi tanah dan menghilangkan cerahnya matahari yg telah bersinar tadi. Seolah mewakilkan kejadian yg dihadapi rani. Dengan hati yg kecewa, ia berjalan menembus gerimis yg semakin deras dan membasahinya . . 



_berlanjut_